PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah
satu proses yang terjadi selama pamasakan buah (komoditihortikultura) setelah
panen adalah penurunan kekerasan buah atau buah semakin lunak. Proses tersebut
disebabkan oleh degradasi komponen-komponen penyusundinding sel. Salah satu
kesalahan yang sering dilakukan oleh petani adalah memanen buah terlalu awal
ketika mereka belum matang dan belum menghasilkan rasa yang enak. Beberapa
sayuran, jika dibiarkan untuk tumbuh besar, akan menjadi terlalu berserat atau
terlalu banyak biji untuk bisa dimakan enak.
Pada kebanyakan tanaman hortikultura, jika anda memanennya bersamaanmaka
anda dipastikan mendapat banyak produk yang belum matang atau terlalumatang.
Dengan
menggunakan indeks kematangan sebagai standard panen makaakan sangat mengurangi
susut saat pre-sortasi. Untuk beberapa hasil panen inidapat melibatkan
penggunaan refraktometer untuk mengukur kadar gula atau untuk
mengukur kekerasan.Pengukuran kekerasan/kelunakan buah dapat dilakukan secara
kualitatif dengan cara menekan dengan jari atau secara kuantitatif
menggunakan penetrometer. Prinsip kerja dari penetrometer adalah mengukur
kedalaman tusukan dari jarum penetrometer per bobot beban tertentu dalam waktu
tertentu(mm/g/s).
Pekerjaan
praktik di laboratorium dan lapangan berkaitan dengan perkuliahan adalah hal
esensial dan bagian integral pembelajaran mata kuliah teknik penanganan dan
pengolahan hasil pertanian.Dengan demikian mahasiswa harus menunjukkan bahwa
mereka telah melakukan praktik di laboratorium dengan memuaskan.
Kegiatan
praktikum yang pertama yaitu pengukuran mutu prodak holtikultura yang
dilaksanakan di Laboratorium pasca panen Sekolah tinggi Penyuluhan Pertanian
Bogor pengukuran volume, kekerasan,
berat jenis dengan platform/ archimedes dan Total Padatan Terlarut (TPT) buah tomat, salak, wortel, timun, jeruk
Tujuan
1.
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran mutu
produk dari dimensi yang meliputi volume, berat dan berat jenis
2.
Agar mahasiswa dapat mengukur volume dengan
perhitungan
3.
Agar mahasiswa dapat mengukur volume buah tomat,
salak, wortel, timun, jeruk atau berat jenis dengan platform/ archimedes
4.
Agar mahasiswa dapat mengukur kekerasan buah tomat,
salak, wortel, timun, jeruk
5.
Agar mahasiswa dapat total padatan terlarut buah
tomat, salak, wortel, timun, jeruk
TINJAUAN PUSTAKA
Mutu Produk
Seiring
dengan perubahan tingkat ketuaan dan kematangan, padaumumnya buah-buahan
mengalami serangkaian perubahan komposisi kimia maupun fisiknya. Rangkaian
perubahan tersebut mempunyai implikasi yang luas terhadap metabolisme dalam
jaringan tanaman tersebut. Diantaranya yaitu perubahan kandungan asam-asam
organik, gula dan karbohidrat lainnya (Kader.2002).
Kekerasan produk
Perubahan
tingakat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhiaktifitas beberapa enzim
diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang mampu mengkatalis degradasi protopektin
yang tidak larut menjadi substansi pectin yang larut. Perubahan komposisi
substansi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan (Sianturi. 2008)
Pengertian Refraktometer
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks cairan atau padat,
bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran: oleh cahaya,
penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau
refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3
prinsip, satu dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi
antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang
berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya
(Wikipedia, 2010).
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya
sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor
adalah skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh
refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich refraktometer, Woltan Stans
refraktometer (1802), Jellay refraktometer (Widodo, 2010).
Botani Tanaman Jeruk
Jeruk
(Citrus sp) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Spiege l-Roy
and Goldschmidt (1996) mengatakan bahwa China di percaya sebagai tempat pertama
kali jeruk tumbuh.Balai Pelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro), Badan litbang Pertanian di Malang telah mengumpulkan lebih
kurang 160 jenis jeruk yang dieksplorasi mulai dari Sabang sampai Merauke serta
beberapa jenis jeruk import. Beberapa jenis jeruk diantaranya adalah jeruk
keprok Tejakula, Sipirok, Kacang, Siam Banjar, Siompu, Simadu, Bali Merah,
Crifta 01, Jemari Taji, Pamelo Ratu, Raja, Magetan, Sri Nyonya, Nambangan,
jeruk manis Pacitan dan lain-lainnya dan dapat tumbuh dan berproduksi di
Indonesia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, baik dilahan sawah
maupun tegalan. Dari semua jenis jeruk tersebut, jeruk siam, jeruk baby, jeruk
keprok, jeruk Bali, jeruk nipis dan jeruk purut merupakan jenis jeruk lokal
paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Sedangkan jeruk yang diintroduksi
paling banyak adalah jenis Lemon dan Grapefruit. Sekitar 70-80% pertanaman
jeruk di Indonesia adalah jeruk siam, sedangkan jenis jeruk lainnya adalah
jeruk keprok, dan pamelo (Badan Litbang Pertanian 2005).
Botani Tomat
Menurut
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) tomat merupakan tanaman asli dari kawasan Meksiko
hingga Peru. Tomat merupakan tanaman herba semusim dengan sifat atau tipe
pertumbuhan tanaman tomat terdiri atas tiga jenis, tak terbatas (indeterminate),semi
terbatas (semi determinate), dan terbatas (determinate).
Menurut
Budijaya (1997),berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan
atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat yang mempunyai tipe
pertumbuhan determinate,pada ujung tanaman terdapat tandan bunga dan pada
setiap ruas batang, misalnya pada kultivar Intan, Ratna, berlian, Permata, dan
sebagainya. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhanindeterminate,tandan
bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa
terdapat pucuk muda, misalnya pada kultivar Money maker, Gondol, Santa Cruz
Kada, dan sebagainya. Varietas Arthaloka termasuk dalam golongan tipe semi
determinate.
Menurut
Rubatzky dan Yamaguchi (1998), ciri morfologi tanaman tomat adalah batang tomat muda berbentuk silinder
dan lunak bila sudah tua akan berbentuk
segi empat dan sedikit berkayu sehingga mudah patah, diameter batang dapat
mencapai 4 cm serta mempunyai banyak cabang. Pada ujung batang utama terdapat
meristem apikal yang merupakan bagian paling aktif membentuk daun dan bunga.
Menurut
Budijaya (1997), ciri khas batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di
seluruh permukaannya. Kemampuannya menembus lapisan tanah terbatas, yakni pada
kedalaman 30-70 cm. Daun tanaman tomat termasuk berdaun majemuk dan bercelah menyirip. Daunnya yang
berwarna hijau dan berbulu mempunyai
panjang sekitar 20-30 cm, dan lebar 15-20 cm, antara pasanga- pasangan daun
terdapat daun kecil yang disebut foliol .
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan
tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga/dompolan atau tergantung dari
varietasnya. Kuntum bunga terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota.
Pada serbuk sari bunga terdapat 4 kantong yang letaknya menjadi satu dan
menjadi bumbung yang mengelilingi tangkai
kepala putik.
Buah
tomat sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, warna, kekerasan, rasa, dan kandungan bahan padatnya. Semua
komponen tersebut mempengaruhi kualitas
buah tomat. Buah tomat adalah buah buni (beri) berdaging dengan permukaan agak berbulu. Buah tomat mengandung
banyak biji, biji dikelilingi oleh bahan
gel yang memenuhi rongga buah. Biji tomat berbentuk pipih dan berwarna krem muda hingga coklat dan memiliki
panjang 2-3 mm (Rubatzky dan
Botani Tanaman Salak
Tanaman salak ( Zalacca
edulis) sefamili dengan kelapa (Palmae), tanaman ini memiliki ciri batang tegak, pelepah daun be rduri,
tingginya 1,5 - 5 m. Tanaman ini tumbuh
baik jika ada pohon penaungnya, cocok dengan iklim yang basah, tidak tahan
genangan air, serta memerlukan tanah gembur yang banyak mengandung bahan
organik. Tanaman salak adalah tanaman asli Indonesia. Hampir di semua daerah di
Indonesia dapat ditumbuhi salak, baik yang telah dibudidayakan maupun yang
masih tumbuh liar di hutan. Tanaman salak termasuk tanaman berumah dua. Pada
satu tanaman hanya ada satu jenis bunga saja, jantan atau betina (Tjahjadi,
1989).
Menurut Tjitrosoepomo (2004),
sistematika tanaman salak Sidempuan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales/Spadiciflorae
Family : Arecaceae/Palmae
Genus : Salacca
Spesies :
Salacca sumatrana
Reinw var. Sidempuan.
Salak adalah monokotil,
daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian
daunnya berduri tajam. Batangnya pendek, tetapi lama-kelamaan meninggi pula
sampai 3m atau lebih dan akhirnya roboh
tidak mampu membawa beban mahkota daun yang terlalu berat karena tidak
sebanding dengan batangnya yang kecil. Bunga salak ada tiga macam, yakni bunga
betina, jantan, dan campuran (sempurna).Bunga jantan terbungkus oleh seludang
dengan tangkai panjang. Bunga betina terbungkus oleh seludang dengan tangkai
pendek. Bunga (seludang) muncul dariketiak pelepah daun (Sunarjono, 2000).
Tanaman salak berasal dari
Desa Sibakua dan Hutalambung, Tapanuli Selatan yang dibudidayakan sudah lama,
yaitu mulai sekitar tahun 1930. Masyarakat di daerah setempat mempercayai bahwa
tanaman salak ini dapat menambah nafsu makan. Buahnya berbentuk bulat telur
terbalik cenderung ke bulat. Kulit buahnya bersisik besar dan berwarna cokelat
kehitaman. Uniknya, daging buahnya yang tebal berwarna kuning tua dan
bersemburat merah. Rasanya manis bercampur asam, berair, dan tidak terasa
sepatnya. Bijinya berukuran relatif besar dan berwarna cokelat muda. Ukuran
buahnya bervariasi dari kecil sampai besar (Pracaya, 2002).
Secara umum penampakan salak
Padang Sidempuan lebih kekar dan lebih besar dari salak jenis lainnya. Salak
Padang Sidempuan dicirikan dengan bentuk batang, pelepah dan helaian daun yang
besar dan kokoh. Dari jauh dengan melihat letak susunan daun dan ukurannya,
kita dapat menentukan bahwa itu salak jenis Padang Sidempuan. Ciri utamanya
daunnya dapat dilihat pada daun paling ujung dari pelepah yang bentuknya sangat
lebar, sedangkan daun di bagian lainnya mengarah ke samping atau tegak lurus
terhadap posisipelepah daun. Ciri khas dari salak Padang Sidempuan ini terletak
pada ukuran pelepah dan durinya, letak anak daun terhadap pelepah serta daun
yang paling ujung dari pelepah, warna daging buah dan rasanya serta bentuk
bunga jantannya (Anarsis, 1999).
Botani Mentimun
Mentimun
atau ketimun mempunyai nama latin Cucumis Sativus L.Mentimun termasuk dalam
keluarga labu-labuan (cucubitaceae). Sejarah mentimun berasal dari Himalaya di
benua Asia Utara,dan telah meluas ke seluruh daratan baik tropis atau
subtropis, kemudian terus meluas hingga ke Indonesia.
Di
Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan di dataran rendah dengan berbagai
nama, seperti timun(Jawa), bonteng(Jawa Barat), temon atau antemon(Madura),
ktimun atau antimun(Bali), hantimun(Lampung), dan timon(Aceh) (Direktorat
Jendral Hortikultura 2006).
Mentimun
merupakan salah satu sayuran yang dapat dikonsumsi baik dalam bentuk segar
maupun olahan, seperti acar, asinan, dan lain-lain. Selain sebagai sayuran
konsumsi mentimun mempunyai berbagai manfaat lainnya seiring dengan
berkembangnya industri kosmetik, ilmu kesehatan dan makanan dengan berbahan
mentimun. Mentimun memiliki kandungan gizi yang cukup baik, karena mentimun
merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 gram mentimun
terdiri dari 15 kalori, 0,8 gram protein, 0,1 gram pati, 3 gram karbohidrat, 30
mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 mg thianine, 0,01 mg nriboflavin, 14 mg asam, 0,45
mg vitamin A, 0,3 mg vitamin B1, dan 0,2 mg vitamin B2 (Sumpena, 2007).
Tanaman Wortel (Daucus carotaL.)
Wortel
dalam taksonomi tumbuhan termasuk dalam divisi Spermatophyta,
kelasAngiospermae, ordo Umbelliferales,famili Umbelliferae (Pitojo 2006).
Bagian tubuh wortel terdiri atas daun, batang, dan akar. Daun wortel adalah
daun
majemuk ganda dengan anak
daun terletak beraturan dan berbentuk lanset. Daun tidak berbulu dengan bagian
tepi bercangap. Kedudukan daun pada batang berselang-seling. Daun ditopang oleh
pelepah daun yang berukuran besar dan berbentuk pipih (perikladium), yang
tidakmembalut batang. Pelepah berlekuk memanjang dan dapat berukuran hingga 30
cm di bagian bawah (Pitojo 2006).
Batang
wortel beruas-ruas hingga delapan ruas. Cabang tanaman wortel muncul dari ruas
batang kedua yang berada dekat dengan permukaan tanah. Umumnya ruas pada batang
utama bagian bawah berjarak lebih pendek jika dibandingkan dengan ruas batang
bagian atasyang relatif lebih panjang. Cabang tanaman berwarna hijau, keras
namun tidak berkayu, dan di dalamnya terdapat jaringan gabus (Pitojo 2006).
Akar tunggang muncul dari
biji yang tumbuh tegak lurus ke dalam tanah. Dalam perkembangannya, akar
berubah bentuk serta fungsi menjadi umbi sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan. Umbi berbentuk bulat dan memanjang dengan memiliki beberapa warna
seperti kuning kemerahan, jingga, putih, dan ungu (Pitojo 2006).
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum
mata kuliah penanganan dan pengolahan hasil pertanian dilaksanakan pada tanggal
18 september 2013 jam 07.30 sampai jam 12.20. Adapun pelaksanaan praktikum
dilaksanakan di Laboratorium pengolahan hasil Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian Bogor
Alat dan bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam
praktikum antara lain :
1.
Pisau
2.
Gelas
ukur
3.
Timbangan
elektrik
4.
Jangka
sorong
5.
Refraktometer
Bahan
Adapun Bahan yang digunakan
dalam praktikum adadah sebagai berikut :
1.
Buah
jeruk
2.
Buah
tomat
3.
Buah
salak
4.
Buah
ketimun
5.
Buah
wortel
6.
Air
7.
Tisu
Prosedur Kerja
Adapun Prosedur kerja yang
harus dilaksanakan anatara lain :
1.
Persiapan
alat dan bahan
2.
Penentuan
ukuran dan volume dengan perhitungan
3.
Pengukuran
volume beratjenis dengan platfrom scale/archimedes
4.
Pengukuran
padatan terlarut
PEMBAHASAN
Pelaksanaan praktikum mata
kuliah teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian praktikum I yaitu
pengukuran produk holtikultura
1.
Penentuan ukuran dan volume dengan
perhitungan
a.
Buah jeruk
Asumsi buah jeruk adalah bola
Diketahui :
Diameter : 5,5 cm
Jari-jari : 2,75 cm
Jawab
Volume Bola =
=
1,333x3,14x20,796
= 86,85 cm3
b.
Buah tomat
Asumsi buah tomat adalah bola
Diketahui :
Diameter : 5 cm
Jari-jari : 2,5 cm
Jawab
Volume Bola =
= 65,40 cm3
c.
Buah salak
Asumsi buah salak adalah kerucut
Diketahui :
Diameter bawah : 4,5 cm
Jari-jari : 2,25 cm
Tinggi : 5 cm
Jawab
Volume kerucut = t
=
=
26,493 cm3
d.
Buah mentimun
Asumsi buah mentimun adalah silinder
Diketahui :
Diameter tengah : 3,5 cm, D
ujung 2 cm, ujung 2,5 : rata-rata = 2,66 cm
Jari-jari : 1,33 cm
Tinggi : 13 cm
Jawab
Volume Silinder = t
=
=
72,20 cm3
e.
Buah wortel
Asumsi buah Wortel adalah
kerucut
Diketahui :
Diameter bawah : 3,7 cm
Jari-jari : 1,885 cm
Tinggi : 25 cm
Jawab
Volume kerucut = t
=
=
89,542 cm3
2.
Pengukuran Volume dan berat jenis dengan archimedes
a.
Buah jeruk
Diketahui:
X3 =
Banyaknya air = 1296 ml
Volume
sisa = 1216 ml
X2 =
Air yang tumpah = 80 ml
X1
= Berat buah = 82 gr
Volume bahan = =
=
= 80 ml
Berat jenis = =
=
=
= 1,025
gr/ml
b.
Buah tomat
Diketahui:
X3 = Banyaknya air = 1296 ml
Volume sisa = 1236 ml
X2 = Air yang tumpah = 60 ml
X1 = Berat buah = 98,3 gr
Volume
bahan = =
=
= 60 ml
Berat
jenis = =
=
= = 1,638 gr/ml
c.
Buah Salak
Diketahui:
X3 = Banyaknya air = 1296 ml
Volume sisa = 1371 ml
X2 = Air yang tumpah = 25 ml
X1 = Berat buah = 83,3 gr
Volume bahan = =
=
= 25 ml
Berat jenis = =
=
=
= 3,332 gr/ml
d.
Buah mentimun
Diketahui:
X3 = Banyaknya air = 1296 ml
Volume sisa = 1226 ml
X2 = Air yang tumpah = 70 ml
X1 = Berat buah = 90 gr
Volume bahan = =
=
= 70 ml
Berat jenis = =
=
=
= 1,285 gr/ml
e.
Buah wortel
Diketahui:
X3 = Banyaknya air = 1296 ml
Volume sisa = 1209 ml
X2 = Air yang tumpah = 87 ml
X1 = Berat buah = 131 gr
Volume bahan = =
=
= 87 ml
Berat jenis = =
=
=
= 1,505 gr/ml
3.
Perbandingan pengukuran dengan rumus
volume perhitungan dengan dengan achimedes
Tabel. 1 Perbandingan volume rumus dengan archimedes dan berat jenis
No
|
nama Buah
|
rumus vol
|
achimedes
|
selisih
|
prosentase selisih
(%)
|
1
|
Jeruk
|
86,85
|
80
|
6,85
|
7,887161773
|
2
|
Tomat
|
65,4
|
60
|
5,4
|
8,256880734
|
3
|
Salak
|
26,493
|
25
|
1,493
|
5,635450874
|
4
|
Mentimun
|
72,2
|
70
|
2,2
|
3,047091413
|
5
|
Wortel
|
89,542
|
87
|
2,542
|
2,838891247
|
Rata-rata
|
5,533095208
|
Grafik. 1 Prosentase perbandingan perhitungan volume rumus dengan archimides
Berdasarkan grafik diatas
prosentase selisih perhitungan volume rumus dengan volume archimedes menunjukkan bahwa
ketepatan dalam mengasumsi volume buah sudah tepat hal ini ditunjukkan dengan
selisihnya kurang dari 10 %, rata-rata kenaikan 5, 53 %
4.
Pengukuran kekerasan
Dalam pengukuran kekerasan
menggunakan jari tangan dengan kriteria :
Lembek
Sedang
Keras
Keras sekali
Jeruk
a.
Jeruk kriteria
kekerasan lembek
b.
Tomat kriteria kekerasan sedang
c.
Salak kriteria kekerasan keras
d.
Mentimun kriteria kekerasan sedang
e.
Wortel kriteria kekerasan keras
5.
Pengukuran Total Padatan Terlarut (TPT)
Dalam pelaksanaan pengukuran total padatan terlarut menggunakan alat
refraktometer dengan langkah sebagai berikut:
-
Bahan
di poton bagian ujung, tengah dan ujung agar data lebih falit karena tingkat
kematangan buah tidak merata
-
Alat
refraktometer harus posisi nol
-
Buah
di peras airnya dan diletakkan pada tempat refraktometer
-
Pembacaann
alat refraktometer akan menunjukkan
nilai total padatan larutan dari buah tersebut
Pengukuran total padatan
terlarut buah jeruk, tomat, salak, mentimun, wortel dilaksanakan 3 kali
pengukuran hasil yang dapat dilihat pada tabel. 1
Tabel. 2 Pengukuran
total padatan terlarut buah jeruk, tomat, salak, mentimun, wortel
No
|
Nama buah
|
Pengukuran TPT ke-
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
1
|
2
|
3
|
||||
1
|
Jeruk
|
9
|
10
|
10
|
29
|
9,66666667
|
2
|
Tomat
|
3
|
3,2
|
3
|
9,2
|
3,06666667
|
3
|
Salak
|
16,2
|
18,2
|
17
|
51,4
|
17,1333333
|
4
|
Mentimun
|
1,2
|
1,2
|
1,2
|
3,6
|
1,2
|
5
|
Wortel
|
7,2
|
6,5
|
7,2
|
20,9
|
6,96666667
|
Gambar. 2
Grafik Pengukuran total padatan terlarut buah jeruk, tomat, salak, mentimun,
wortel
Berdasarkan grafik diatas
nilai total padatan terlarut buah yang paling tinggi adalah salak dan terendah adalah mentimun hal ini
menunjukkan tingkat kekerasan buah semakin tinggi semakin lama proses
penyimpanan buah tersebut.
Dengan mengetahui nilai TPT
penanganan pasca panen tingkat kebusukan buah dapat diminimalisir dengan cara
pengemasan buah untuk menghindari tingkat rispirasi buah
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Pengukuran
Volume buah jeruk,
tomat, salak, mentimun, wortel dengan perhitungan dengan asumsi jeruk adalah
bola volume 86,85 cm3, tomat dengan asumsi bola volume 65,40 cm3,
salak dengan asumsi kerucut volume 26,493 cm3, mentimun dengan
asumsi silinder volume 72,20 cm3, wortel dengan asumsi kerucut
volume 89,542 cm3.
2.
Pengukuran
volume buah dengan menggunakan dengan platfrom scale / achimedes Volume jeruk 80
ml dengan berat jenis 1,025 gr/ml, volume tomat 60 ml dengan berat jenis 1,638
gr/ml, volume salak 28 ml dengan berat jenis 2,975, volume mentimun 70 ml
dengan berat jenis 1,285 gr/ml, volume wortel 87 ml dengan berat jenis 1,505
gr/ml.
3.
Perhitungan volume mengguna asumsi akan
lebih tinggi dikarenakan bentuk buah tidak beraturan perthitungan volume lebih
akurat dengan menggunakan
dengan platfrom scale / achimedes walaupun bentuk buahnya tidak beraturan,
Berdasarkan grafik diatas prosentase selisih perhitungan volume rumus dengan volume archimedes menunjukkan bahwa
ketepatan dalam mengasumsi volume buah sudah tepat hal ini ditunjukkan dengan
selisihnya kurang dari 10 %, rata-rata kenaikan 5, 53 %
4.
Pengukuran
kekerasan jeruk kriteria kekerasan
lembek, tomat kriteria kekerasan sedang, Salak kriteria kekerasan keras , mentimun
kriteria kekerasan sedang, wortel kriteria kekerasan keras
5.
Nilai
total padatan terlarut buah yang paling tinggi adalah salak yaitu 17,133 dan terendah adalah mentimun yaitu 1,2 hal
ini menunjukkan tingkat kekerasan buah semakin tinggi semakin tinggi TPTnya dan
lama proses penyimpanan buah
Saran
1.
Lebih
teliti dalam mengasumsi volume buah agar nilai volume menggunakan rumus dengan
archimedes tidak terlalu banyak selisihnya
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian.
2005. Prospek dan arah Pengembangan AgribisnisJeruk.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 39 h.
Bhojwani SS,
Razdan MK. 1983. Plant Tissue culture. Theory and Practice. Elsevier
Hartanto
R. dan C. Sianturi. 2008. Perubahan Kimia, Fisika Dan Lama Simpan Buah
Pisang Muli dalam Penyimpanan Atmosfir Pasif. Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Kitinoja,
L. dan A.A. Kader. 2002. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen
Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4) Juli 2002. Pen.
Utama, I.M.S. Denpasar. Universitas Udayana
Rukmana,
R. 1994. Budidaya Mentimun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sumpena,
U. 2001. Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 1 dan 19.
Widodo.
2010. Arti Refraktometer. http://wikipedia.refraktometer-arti.com diakses
tanggal 20 september 2013, pukul 20.40.
Wikipedia.
2010. Refraktometer. http://wikipediarefraktometer.com. Diakses tanggal 20 september 2013, pukul 20.40.
Yamaguchi, M., dan E. V. Rubatzky. 1999
sayuran dunia Jilid I terjemahan Catur. H. Press. Bandung.
Posting Komentar