PRAKTIKUM PENGUKURAN VOLUME, KEKERASAN,DAN TOTAL PADATAN TERLARUT HOLTIKULTURA

Jumat, 14 Februari 20140 komentar



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu proses yang terjadi selama pamasakan buah (komoditihortikultura) setelah panen adalah penurunan kekerasan buah atau buah semakin lunak. Proses tersebut disebabkan oleh degradasi komponen-komponen penyusundinding sel. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh petani adalah memanen buah terlalu awal ketika mereka belum matang dan belum menghasilkan rasa yang enak. Beberapa sayuran, jika dibiarkan untuk tumbuh besar, akan menjadi terlalu berserat atau terlalu banyak biji untuk bisa dimakan enak. Pada kebanyakan tanaman hortikultura, jika anda memanennya bersamaanmaka anda dipastikan mendapat banyak produk yang belum matang atau terlalumatang.
Dengan menggunakan indeks kematangan sebagai standard panen makaakan sangat mengurangi susut saat pre-sortasi. Untuk beberapa hasil panen inidapat melibatkan penggunaan refraktometer  untuk mengukur kadar gula atau untuk mengukur kekerasan.Pengukuran kekerasan/kelunakan buah dapat dilakukan secara kualitatif dengan cara menekan dengan jari atau secara kuantitatif menggunakan penetrometer. Prinsip kerja dari penetrometer adalah mengukur kedalaman tusukan dari jarum penetrometer per bobot beban tertentu dalam waktu tertentu(mm/g/s).
Pekerjaan praktik di laboratorium dan lapangan berkaitan dengan perkuliahan adalah hal esensial dan bagian integral pembelajaran mata kuliah teknik penanganan dan pengolahan hasil pertanian.Dengan demikian mahasiswa harus menunjukkan bahwa mereka telah melakukan praktik di laboratorium dengan memuaskan.
Kegiatan praktikum yang pertama yaitu pengukuran mutu prodak holtikultura yang dilaksanakan di Laboratorium pasca panen Sekolah tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor  pengukuran volume, kekerasan, berat jenis dengan platform/ archimedes dan Total Padatan Terlarut (TPT)  buah tomat, salak, wortel, timun, jeruk


Tujuan
1.        Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran mutu produk dari dimensi yang meliputi volume, berat dan berat jenis
2.        Agar mahasiswa dapat mengukur volume dengan perhitungan
3.        Agar mahasiswa dapat mengukur volume buah tomat, salak, wortel, timun, jeruk atau berat jenis dengan platform/ archimedes
4.        Agar mahasiswa dapat mengukur kekerasan buah tomat, salak, wortel, timun, jeruk
5.        Agar mahasiswa dapat total padatan terlarut buah tomat, salak, wortel, timun, jeruk






















TINJAUAN PUSTAKA

Mutu Produk
Seiring dengan perubahan tingkat ketuaan dan kematangan, padaumumnya buah-buahan mengalami serangkaian perubahan komposisi kimia maupun fisiknya. Rangkaian perubahan tersebut mempunyai implikasi yang luas terhadap metabolisme dalam jaringan tanaman tersebut. Diantaranya yaitu perubahan kandungan asam-asam organik, gula dan karbohidrat lainnya (Kader.2002).
Kekerasan produk
Perubahan tingakat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhiaktifitas beberapa enzim diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang mampu mengkatalis degradasi protopektin yang tidak larut menjadi substansi pectin yang larut. Perubahan komposisi substansi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan (Sianturi. 2008)
Pengertian Refraktometer
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks cairan atau padat, bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran: oleh cahaya, penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya (Wikipedia, 2010).
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich refraktometer, Woltan Stans refraktometer (1802), Jellay refraktometer (Widodo, 2010).
Botani Tanaman Jeruk
Jeruk (Citrus sp) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Spiege l-Roy and Goldschmidt (1996) mengatakan bahwa China di percaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh.Balai Pelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan litbang Pertanian di Malang telah mengumpulkan lebih kurang 160 jenis jeruk yang dieksplorasi mulai dari Sabang sampai Merauke serta beberapa jenis jeruk import. Beberapa jenis jeruk diantaranya adalah jeruk keprok Tejakula, Sipirok, Kacang, Siam Banjar, Siompu, Simadu, Bali Merah, Crifta 01, Jemari Taji, Pamelo Ratu, Raja, Magetan, Sri Nyonya, Nambangan, jeruk manis Pacitan dan lain-lainnya dan dapat tumbuh dan berproduksi di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, baik dilahan sawah maupun tegalan. Dari semua jenis jeruk tersebut, jeruk siam, jeruk baby, jeruk keprok, jeruk Bali, jeruk nipis dan jeruk purut merupakan jenis jeruk lokal paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Sedangkan jeruk yang diintroduksi paling banyak adalah jenis Lemon dan Grapefruit. Sekitar 70-80% pertanaman jeruk di Indonesia adalah jeruk siam, sedangkan jenis jeruk lainnya adalah jeruk keprok, dan pamelo (Badan Litbang Pertanian 2005).
Botani Tomat
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) tomat merupakan tanaman asli dari kawasan Meksiko hingga Peru. Tomat merupakan tanaman herba semusim dengan sifat atau tipe pertumbuhan tanaman tomat terdiri atas tiga jenis, tak terbatas (indeterminate),semi terbatas (semi determinate), dan terbatas (determinate).
Menurut Budijaya (1997),berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate,pada ujung tanaman terdapat tandan bunga dan pada setiap ruas batang, misalnya pada kultivar Intan, Ratna, berlian, Permata, dan sebagainya. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhanindeterminate,tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda, misalnya pada kultivar Money maker, Gondol, Santa Cruz Kada, dan sebagainya. Varietas Arthaloka termasuk dalam golongan tipe semi determinate.
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998), ciri morfologi tanaman tomat  adalah batang tomat muda berbentuk silinder dan lunak bila sudah tua akan  berbentuk segi empat dan sedikit berkayu sehingga mudah patah, diameter batang dapat mencapai 4 cm serta mempunyai banyak cabang. Pada ujung batang utama terdapat meristem apikal yang merupakan bagian paling aktif membentuk daun dan bunga.
Menurut Budijaya (1997), ciri khas batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaannya. Kemampuannya menembus lapisan tanah terbatas, yakni pada kedalaman 30-70 cm. Daun tanaman tomat termasuk berdaun  majemuk dan bercelah menyirip. Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu  mempunyai panjang sekitar 20-30 cm, dan lebar 15-20 cm, antara pasanga- pasangan daun terdapat daun kecil yang disebut  foliol . Bunga tanaman tomat  berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10  bunga/dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunga terdiri dari lima  helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat  4 kantong yang letaknya menjadi satu dan menjadi bumbung yang mengelilingi  tangkai kepala putik.
Buah tomat sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, warna, kekerasan,  rasa, dan kandungan bahan padatnya. Semua komponen tersebut mempengaruhi  kualitas buah tomat. Buah tomat adalah buah buni (beri) berdaging dengan  permukaan agak berbulu. Buah tomat mengandung banyak biji, biji dikelilingi  oleh bahan gel yang memenuhi rongga buah. Biji tomat berbentuk pipih dan  berwarna krem muda hingga coklat dan memiliki panjang 2-3 mm (Rubatzky dan
Yamaguchi, 199
Botani Tanaman Salak
Tanaman salak ( Zalacca edulis) sefamili dengan kelapa (Palmae), tanaman ini  memiliki ciri batang tegak, pelepah daun be rduri, tingginya 1,5 - 5 m. Tanaman ini  tumbuh baik jika ada pohon penaungnya, cocok dengan iklim yang basah, tidak tahan genangan air, serta memerlukan tanah gembur yang banyak mengandung bahan organik. Tanaman salak adalah tanaman asli Indonesia. Hampir di semua daerah di Indonesia dapat ditumbuhi salak, baik yang telah dibudidayakan maupun yang masih tumbuh liar di hutan. Tanaman salak termasuk tanaman berumah dua. Pada satu tanaman hanya ada satu jenis bunga saja, jantan atau betina (Tjahjadi, 1989).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika tanaman salak Sidempuan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales/Spadiciflorae
Family : Arecaceae/Palmae
Genus : Salacca
Spesies :
Salacca sumatrana
Reinw var. Sidempuan.
Salak adalah monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti  pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam. Batangnya pendek, tetapi lama-kelamaan meninggi pula sampai 3m atau lebih dan akhirnya  roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun yang terlalu berat karena tidak sebanding dengan batangnya yang kecil. Bunga salak ada tiga macam, yakni bunga betina, jantan, dan campuran (sempurna).Bunga jantan terbungkus oleh seludang dengan tangkai panjang. Bunga betina terbungkus oleh seludang dengan tangkai pendek. Bunga (seludang) muncul dariketiak pelepah daun (Sunarjono, 2000).
Tanaman salak berasal dari Desa Sibakua dan Hutalambung, Tapanuli Selatan yang dibudidayakan sudah lama, yaitu mulai sekitar tahun 1930. Masyarakat di daerah setempat mempercayai bahwa tanaman salak ini dapat menambah nafsu makan. Buahnya berbentuk bulat telur terbalik cenderung ke bulat. Kulit buahnya bersisik besar dan berwarna cokelat kehitaman. Uniknya, daging buahnya yang tebal berwarna kuning tua dan bersemburat merah. Rasanya manis bercampur asam, berair, dan tidak terasa sepatnya. Bijinya berukuran relatif besar dan berwarna cokelat muda. Ukuran buahnya bervariasi dari kecil sampai besar (Pracaya, 2002).
Secara umum penampakan salak Padang Sidempuan lebih kekar dan lebih besar dari salak jenis lainnya. Salak Padang Sidempuan dicirikan dengan bentuk batang, pelepah dan helaian daun yang besar dan kokoh. Dari jauh dengan melihat letak susunan daun dan ukurannya, kita dapat menentukan bahwa itu salak jenis Padang Sidempuan. Ciri utamanya daunnya dapat dilihat pada daun paling ujung dari pelepah yang bentuknya sangat lebar, sedangkan daun di bagian lainnya mengarah ke samping atau tegak lurus terhadap posisipelepah daun. Ciri khas dari salak Padang Sidempuan ini terletak pada ukuran pelepah dan durinya, letak anak daun terhadap pelepah serta daun yang paling ujung dari pelepah, warna daging buah dan rasanya serta bentuk bunga jantannya (Anarsis, 1999).
Botani Mentimun
Mentimun atau ketimun mempunyai nama latin Cucumis Sativus L.Mentimun termasuk dalam keluarga labu-labuan (cucubitaceae). Sejarah mentimun berasal dari Himalaya di benua Asia Utara,dan telah meluas ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis, kemudian terus meluas hingga ke Indonesia.
Di Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan di dataran rendah dengan berbagai nama, seperti timun(Jawa), bonteng(Jawa Barat), temon atau antemon(Madura), ktimun atau antimun(Bali), hantimun(Lampung), dan timon(Aceh) (Direktorat Jendral Hortikultura 2006).
Mentimun merupakan salah satu sayuran yang dapat dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan, seperti acar, asinan, dan lain-lain. Selain sebagai sayuran konsumsi mentimun mempunyai berbagai manfaat lainnya seiring dengan berkembangnya industri kosmetik, ilmu kesehatan dan makanan dengan berbahan mentimun. Mentimun memiliki kandungan gizi yang cukup baik, karena mentimun merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 gram mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 gram protein, 0,1 gram pati, 3 gram karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 mg thianine, 0,01 mg nriboflavin, 14 mg asam, 0,45 mg vitamin A, 0,3 mg vitamin B1, dan 0,2 mg vitamin B2 (Sumpena, 2007).
Tanaman Wortel (Daucus carotaL.)
Wortel dalam taksonomi tumbuhan termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelasAngiospermae, ordo Umbelliferales,famili Umbelliferae (Pitojo 2006). Bagian tubuh wortel terdiri atas daun, batang, dan akar. Daun wortel adalah daun
majemuk ganda dengan anak daun terletak beraturan dan berbentuk lanset. Daun tidak berbulu dengan bagian tepi bercangap. Kedudukan daun pada batang berselang-seling. Daun ditopang oleh pelepah daun yang berukuran besar dan berbentuk pipih (perikladium), yang tidakmembalut batang. Pelepah berlekuk memanjang dan dapat berukuran hingga 30 cm di bagian bawah (Pitojo 2006).
Batang wortel beruas-ruas hingga delapan ruas. Cabang tanaman wortel muncul dari ruas batang kedua yang berada dekat dengan permukaan tanah. Umumnya ruas pada batang utama bagian bawah berjarak lebih pendek jika dibandingkan dengan ruas batang bagian atasyang relatif lebih panjang. Cabang tanaman berwarna hijau, keras namun tidak berkayu, dan di dalamnya terdapat jaringan gabus (Pitojo 2006).
Akar tunggang muncul dari biji yang tumbuh tegak lurus ke dalam tanah. Dalam perkembangannya, akar berubah bentuk serta fungsi menjadi umbi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Umbi berbentuk bulat dan memanjang dengan memiliki beberapa warna seperti kuning kemerahan, jingga, putih, dan ungu (Pitojo 2006).



















METODOLOGI

Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum mata kuliah penanganan dan pengolahan hasil pertanian dilaksanakan pada tanggal 18 september 2013 jam 07.30 sampai jam 12.20. Adapun pelaksanaan praktikum dilaksanakan di Laboratorium pengolahan hasil Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor
Alat dan bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum antara lain :
1.        Pisau
2.        Gelas ukur
3.        Timbangan elektrik
4.        Jangka sorong
5.        Refraktometer
Bahan
Adapun Bahan yang digunakan dalam praktikum adadah sebagai berikut :
1.        Buah jeruk
2.        Buah tomat
3.        Buah salak
4.        Buah ketimun
5.        Buah wortel
6.        Air
7.        Tisu
Prosedur Kerja
Adapun Prosedur kerja yang harus dilaksanakan anatara lain :
1.        Persiapan alat dan bahan
2.        Penentuan ukuran dan volume dengan perhitungan
3.        Pengukuran volume beratjenis dengan platfrom scale/archimedes
4.        Pengukuran padatan terlarut


PEMBAHASAN

Pelaksanaan praktikum mata kuliah teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian praktikum I yaitu pengukuran produk holtikultura
1.        Penentuan ukuran dan volume dengan perhitungan
a.    Buah jeruk
Asumsi buah jeruk adalah bola
Diketahui :
Diameter : 5,5 cm
Jari-jari    : 2,75 cm
Jawab
Volume Bola =  
           
            = 1,333x3,14x20,796
            = 86,85 cm3
b.   Buah tomat
Asumsi buah tomat adalah bola
Diketahui :
Diameter : 5 cm
Jari-jari    : 2,5 cm
Jawab
Volume Bola =  
 = 65,40 cm3
c.    Buah salak
Asumsi buah salak  adalah kerucut
Diketahui :
Diameter bawah : 4,5 cm
Jari-jari               : 2,25 cm
Tinggi                 : 5 cm
Jawab
Volume kerucut =  t
 =
 = 26,493 cm3
d.   Buah mentimun
Asumsi buah mentimun  adalah silinder
Diketahui :
Diameter tengah : 3,5 cm, D ujung 2 cm, ujung 2,5 : rata-rata = 2,66 cm
Jari-jari               : 1,33 cm
Tinggi                 : 13 cm
Jawab
Volume Silinder =  t
 =
 = 72,20 cm3
e.    Buah wortel
Asumsi buah Wortel adalah kerucut
Diketahui :
Diameter bawah : 3,7 cm
Jari-jari               : 1,885 cm
Tinggi                 : 25 cm
Jawab
Volume kerucut =  t
 =
 = 89,542 cm3



2.        Pengukuran Volume  dan berat jenis dengan archimedes
a.    Buah jeruk
Diketahui:
X3 = Banyaknya air     = 1296 ml
Volume sisa                = 1216 ml
X2 = Air yang tumpah = 80 ml
X1 = Berat buah          = 82 gr
Volume bahan  =  =
                          =
           =  80 ml
Berat jenis       = =
                                   =  
                                   =  
                            = 1,025 gr/ml
b.   Buah tomat
Diketahui:
X3 = Banyaknya air     = 1296 ml
Volume sisa                = 1236 ml
X2 = Air yang tumpah = 60 ml
X1 = Berat buah          = 98,3 gr
Volume bahan  =  =
                      =  
  = 60 ml
Berat jenis         = =
                           = 
                           = = 1,638 gr/ml
c.    Buah Salak
Diketahui:
X3 = Banyaknya air     = 1296 ml
Volume sisa                = 1371 ml
X2 = Air yang tumpah = 25 ml
X1 = Berat buah          = 83,3 gr
Volume bahan  =  =
                     =
 = 25 ml
Berat jenis        = =
                         = 
                        =
                   = 3,332 gr/ml
d.   Buah mentimun
Diketahui:
X3 = Banyaknya air     = 1296 ml
Volume sisa                = 1226 ml
X2 = Air yang tumpah = 70 ml
X1 = Berat buah          = 90 gr
Volume bahan  =  =
                               =
               = 70 ml
Berat jenis        = =
                   = 
                   =
               = 1,285 gr/ml
e.    Buah wortel
Diketahui:
X3 = Banyaknya air     = 1296 ml
Volume sisa                = 1209 ml
X2 = Air yang tumpah = 87 ml
X1 = Berat buah          = 131 gr
Volume bahan  =  =
                               =  
                             = 87 ml
Berat jenis        = =
                   = 
                   =  
               = 1,505 gr/ml
3.        Perbandingan pengukuran dengan rumus volume perhitungan dengan dengan achimedes
Tabel. 1 Perbandingan volume rumus dengan archimedes dan berat jenis
No
nama Buah
rumus vol
achimedes
selisih
prosentase selisih (%)
1
Jeruk
86,85
80
6,85
7,887161773
2
Tomat
65,4
60
5,4
8,256880734
3
Salak
26,493
25
1,493
5,635450874
4
Mentimun
72,2
70
2,2
3,047091413
5
Wortel
89,542
87
2,542
2,838891247
Rata-rata
5,533095208



Grafik. 1 Prosentase perbandingan perhitungan  volume rumus dengan archimides
Berdasarkan grafik diatas prosentase selisih perhitungan volume rumus  dengan volume archimedes menunjukkan bahwa ketepatan dalam mengasumsi volume buah sudah tepat hal ini ditunjukkan dengan selisihnya kurang dari 10 %, rata-rata kenaikan 5, 53 %

4.        Pengukuran kekerasan
Dalam pengukuran kekerasan menggunakan jari tangan dengan kriteria :
Lembek
Sedang
Keras
Keras sekali
Jeruk
a.        Jeruk  kriteria kekerasan lembek
b.        Tomat kriteria kekerasan sedang
c.         Salak kriteria kekerasan keras
d.        Mentimun kriteria kekerasan sedang
e.         Wortel kriteria kekerasan keras
5.        Pengukuran Total Padatan Terlarut (TPT)
Dalam pelaksanaan pengukuran total padatan terlarut menggunakan alat refraktometer dengan langkah sebagai berikut:
-          Bahan di poton bagian ujung, tengah dan ujung agar data lebih falit karena tingkat kematangan buah tidak merata
-          Alat refraktometer harus posisi nol
-          Buah di peras airnya dan diletakkan pada tempat refraktometer
-          Pembacaann alat  refraktometer akan menunjukkan nilai total padatan larutan dari buah tersebut
Pengukuran total padatan terlarut buah jeruk, tomat, salak, mentimun, wortel dilaksanakan 3 kali pengukuran hasil yang dapat dilihat pada tabel. 1
Tabel. 2 Pengukuran total padatan terlarut buah jeruk, tomat, salak, mentimun, wortel
No
Nama buah
Pengukuran TPT ke-
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
1
Jeruk
9
10
10
29
9,66666667
2
Tomat
3
3,2
3
9,2
3,06666667
3
Salak
16,2
18,2
17
51,4
17,1333333
4
Mentimun
1,2
1,2
1,2
3,6
1,2
5
Wortel
7,2
6,5
7,2
20,9
6,96666667


Gambar. 2 Grafik Pengukuran total padatan terlarut buah jeruk, tomat, salak, mentimun, wortel

Berdasarkan grafik diatas nilai total padatan terlarut buah yang paling tinggi adalah salak dan terendah adalah mentimun hal ini menunjukkan tingkat kekerasan buah semakin tinggi semakin lama proses penyimpanan buah tersebut.
Dengan mengetahui nilai TPT penanganan pasca panen tingkat kebusukan buah dapat diminimalisir dengan cara pengemasan buah untuk menghindari tingkat rispirasi buah


























KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.        Pengukuran Volume  buah jeruk, tomat, salak, mentimun, wortel dengan perhitungan dengan asumsi jeruk adalah bola volume  86,85 cm3, tomat dengan asumsi bola volume 65,40 cm3, salak dengan asumsi kerucut volume 26,493 cm3, mentimun dengan asumsi silinder volume 72,20 cm3, wortel dengan asumsi kerucut volume 89,542 cm3.
2.        Pengukuran volume buah dengan menggunakan dengan platfrom scale / achimedes Volume jeruk 80 ml dengan berat jenis 1,025 gr/ml, volume tomat 60 ml dengan berat jenis 1,638 gr/ml, volume salak 28 ml dengan berat jenis 2,975, volume mentimun 70 ml dengan berat jenis 1,285 gr/ml, volume wortel 87 ml dengan berat jenis 1,505 gr/ml.
3.        Perhitungan volume mengguna asumsi akan lebih tinggi dikarenakan bentuk buah tidak beraturan perthitungan volume lebih akurat dengan menggunakan dengan platfrom scale / achimedes walaupun bentuk buahnya tidak beraturan, Berdasarkan grafik diatas prosentase selisih perhitungan volume rumus  dengan volume archimedes menunjukkan bahwa ketepatan dalam mengasumsi volume buah sudah tepat hal ini ditunjukkan dengan selisihnya kurang dari 10 %, rata-rata kenaikan 5, 53 %
4.        Pengukuran kekerasan jeruk  kriteria kekerasan lembek, tomat kriteria kekerasan sedang, Salak kriteria kekerasan keras , mentimun kriteria kekerasan sedang, wortel kriteria kekerasan keras
5.        Nilai total padatan terlarut buah yang paling tinggi adalah salak yaitu 17,133 dan terendah adalah mentimun yaitu 1,2 hal ini menunjukkan tingkat kekerasan buah semakin tinggi semakin tinggi TPTnya dan lama proses penyimpanan buah
Saran
1.        Lebih teliti dalam mengasumsi volume buah agar nilai volume menggunakan rumus dengan archimedes tidak terlalu banyak selisihnya



DAFTAR PUSTAKA


Badan Litbang Pertanian. 2005. Prospek dan arah Pengembangan AgribisnisJeruk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 39 h.
Bhojwani SS, Razdan MK. 1983. Plant Tissue culture. Theory and Practice. Elsevier
Hartanto R. dan C. Sianturi.  2008. Perubahan Kimia, Fisika Dan Lama Simpan Buah Pisang Muli dalam Penyimpanan Atmosfir Pasif. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Kitinoja, L. dan A.A. Kader. 2002. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4) Juli 2002. Pen. Utama, I.M.S. Denpasar. Universitas Udayana
Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 1 dan 19.
Widodo. 2010. Arti Refraktometer. http://wikipedia.refraktometer-arti.com diakses tanggal 20 september 2013, pukul 20.40.
Wikipedia. 2010. Refraktometer. http://wikipediarefraktometer.com. Diakses tanggal 20 september 2013, pukul 20.40.
Yamaguchi, M., dan E. V. Rubatzky. 1999 sayuran dunia Jilid I terjemahan Catur. H. Press. Bandung.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SELAMAT DATANG SOBAT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger