MAKALAH SEMINAR PROPOSAL KARYA ILMIAH PENUGASAN AKHIR

Selasa, 25 Februari 20141komentar


Description: STPP.png
SEMINAR  PROPOSAL  KARYA ILMIAH PENUGASAN AKHIR
PROGRAM  DIV PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR 2014
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI
PADA KEGIATAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP)    
       DI KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN LEBAK,  
PROPINSI BANTEN
Oleh                        :  Sarijan
NIRM                    :  04.1.10.0547
Pembimbing I        :  Ir. Achmad Suwandi.
Pembimbing II       :  Azhar, A.Pi., MM.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal sesuai dengan Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 dan Permentan Nomor : 43/ Permentan/ OT.140/2009 ,tanggal 8 Oktober 2009, untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif
Berdasarkan uraian diatas, Judul Karya Ilmiah Praktik Akir yang dikaji adalah `` Partisipasi Anggota Kelompok Wanita Tani pada Kegiatan   Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di Kecamatan Banjarsari                      Kabupaten Lebak, Propinsi Banten``
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan adalah bagaimana Partisipasi Anggota KWT pada Kegiatan  P2KP di  Kecamatan Banjarsari    Kabupaten Lebak Propinsi Banten
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam KIPA ini  adalah :
1.      Mengetahui tingkat partisipasi anggota KWT pada kegiatan P2KP dalam pemanfaatan pekarangan Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak, Propinsi Banten
2.      Melaksanakan pemberdayaan KWT  melalui P2KP dalam pemanfaatan di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak Propinsi Banten
Manfaat Pengkajian
Adapun manfaat dari Penugasan Akhir ini antara lain,
1.      Bagi Mahasiswa.
a.       Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang partisipasi anggota KWT pada kegiatan P2KP dalam pemanfaatan pekarangan
b.      Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku perkuliahan.
2.      Bagi  KWT
a.       Mengetahui pentingnya partisipasi anggota KWT pada kegiatan P2KP
b.      Memperoleh materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan anggota KWT
3.      Bagi Instansi Terkait.
a.    Sebagai bahan informasi untuk mengambil kebijakan dalam menyusun
       rencana kegiatan penyuluhan pertanian.
b.    Sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan program kegiatan mendatang


TINJAUAN PUSTAKA
Partisipasi
            Menurut  Mardikanto (2008),  partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Keikutsertaan tersebut, dilakukan sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial antar individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat lainnya. Slamet dalam Turindra (2009) menjelaskan tiga persaratan yang menyangkut kemauan, kemampuan dan kesempatan untuk berpartisipasi
Pemberdayaan
            Menurut Kartasasmita (1996) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.
 Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya, pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, etal, 1994). Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Gender
Menurut Fakih (2006: 71), mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender.
Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan amanat UU RI No. 16 Tahun 2006  Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.


Metode Penyuluhan
Berdasarkan Permentan No : 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metode penyuluhan Pertanian menyatakan bahwa metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu,mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efesiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadarandalam pelestarian fungsi lingkungan.


Kelompoktani
Berdasarkan Permentan Nomor ; 273/Kpts/OT.160/4/2007 tetang Pedoman penumbuhan dan pengembangan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani , mendefenisikan Kelompoktani sebagai kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan ( sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Kelompok Wanita Tani (KWT)
Menurut Departemen Pertanian (1997), Kelompok Wanita Tani adalah kumpulan istri petani atau wanita tani yang bersepakat membentuk suatu perkumpulan yang mempunyai tujuan yang sama dalam membantu kegiatan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
      Kelompok Wanita Tani atau yang sering disingkat KWT, merupakan salah satu bentuk kelembagaan petani yang mana para anggotanya terdiri dari para wanita-wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian. 
Adopsi Inovasi
Menurut Rogers dan Shoemaker dalam Totok Mardikanto (1971), adopsi teknologi pertanian merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psychomotor) pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi sampai memutuskan untuk mengadopsinya setelah menerima inovasi.  Menurut Mardikanto (1993) tahapan adopsi meliputi tahap kesadaran, tumbuhnya minat, penilaian, mencoba, dan menerima/menerapkan.
Penyuluh Pertanian
Berdasarkan Permentan Nomor : 25/ Permentan/ OT.140/5/2009 menjelaskan bahwa Penyuluh pertanian baik penyuluh PNS, swasta maupun swadaya, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan.

Kegiatan P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan)
Landasan hukum pelaksanaan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP),  antara lain: Undang-Undang No.7 Tahun 1996 tentang  Pangan; Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden No.22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, dan Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. 
Berdasarkan  Pedoman Umum Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat badan ketahan Pangan 2012 yang memuat Tujuan, sasaran dan indiktor keberhasilan
Tujuan
Tujuan Umum
Memfasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. 



Tujuan Kusus
a.    Meningkatkan Partisipasi Kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan keluarga melalui pemanfaatan pakarangan sebagai penghasil sumber karbohidrat, vitamin, mineral dan protein untuk konsumsi keluarga.
b.    Meningkatkan pemanfaatan pangan lokal dan produk olahannya sebagai sumber karbohidrat non beras dan non terigu.
c.    Meningkatkan motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dan anak usia dini dalam penganekaragaman konsumsi pangan.
d.   Mengembangkan kawasan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal
Sasaran
Mengacu pada tujuan tersebut diatas, maka sasaran P2KP adalah :
a.       Meningkatnya Partisipasi Kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan keluarga yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
b.      Meningkatnya pemanfaatan pangan lokal dan produk olahanya sebagai sumber karbohidrat non beras dan non terigu.
c.       Meningkatnya motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dan anak usia dini dalam penganekaragaman konsumsi pangan. Berkembangnya kawasan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.
Indikator keberhasilan
Keberhasilan penganekaragaman konsumsi pangan dengan indikator yaitu :
1.      Indikator Out put
a.       Meningkatnya jumlah kelompok wanita dalam penyedian sumber pangan keluarga yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
b.      Meningkatnya jumlah usaha pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan.
c.       Meningkatnya motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dan anak usia dini dalam penganekaragaman konsumsi pangan.
d.      Berkembangnya kawasan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.
2.      Indikator outcome
a.       Meningkatnya skor PPH tahun 2011 dari tahun sebelumnya.
b.      Menurunnya konsumsi beras 1,5 % per tahun




Kerangka Pemikiran







Text Box: Pemamfaatan Pekarangan :
1.	Pengetahuan
2.	Sikap
3.	Ketrampilan
            ( y )




 














METODE RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Lokasi dan Waktu
Kegiatan Penugasan Akhir akan  dilaksanakan  tanggal 1 Maret S/d 30 April 2014.  Lokasi kegiatan yaitu dilakukan  di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak, Propinsi Banten  
Metode Pengkajian Penentuan Populasi Sampel
Populasi
Populasi merupakan anggota anggota KWT yang mengikuti kegiatan P2KP di Kecamatan Banjarsari  pada 3 KWT adalah sebanyak 60 orang.
Sampel
              Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (pemilihan secara sengaja). Dari 60 orang populasi dijadikan sampel 30 orang yang berasal dari 3 KWT yang mengikuti kegiatan P2KP, dimana masing-masing KWT diambil sebanyak 10 orang yang sengaja dipilih berdasarkan keaktifan dalam kelompok.
Metode Pengumpulan Data P2KP
Observasi
Pengkajian menggunakan metode ini adalah mengidentifikasi kebutuhan dalam melaksanakan pemberdayaan anggota KWT dalam Pemanfaatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dalam Pemanfaatan Pekarangan.
Kuisioner
Kuisioner merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan dikaji. Dalam hal ini batasan pengkajian hanya meliputi partisipasi anggota KWT terhadap kegiatan P2KP dalam mengembangkan Penganekaragaman Pangan dan Pekarangan di Kecamatan Banjarsari.
Wawancara Semi Tersetruktur
Merupakan proses wawancara/interview langsung terhadap anggota KWT baik anggota maupaun yang bukan anggota kelompok wanita tani  yang ada disekitar kelompok KWT.


Variabel dan Indikator
Variabel Pengkajian Pertisipasi anggota KWT dalam Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dalam Pemanfaatan Pekarangan adalah sebagai berikut.
Tabel  1. Aspek , Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran
Aspek
Variabel
Indikator
Skala
Pengukuran

Partisipasi Anggota
KWT










 




Kegiatan P2KP
1.  Kemauan

2.  Kemampuan

3.  Kesempatan

1.  Pemberdayaan KWT

2. Pengembangan pangan lokal

3. Berkembangnya Kawasan
   Diversifikasi Pangan

1. Keterlibatan dalam  kegiatan
2. Belajar
1. Mengidentifikasi  kegiatan
2. Melaksanakan kegiatan
1. Memperoleh informasi
2. Pengembangan diri
1. Penguatan kelembagaan KWT
2. Pertemuan KWT
1. Mengembangkan pangan lokal
   2. Penurunan konsumsi beras
   3. Pangan beragam, bergizi,berimbang dan aman
   1. Pemanfaatan pekarangan
   2.  Mengembangkan kebun bibit
   3.  Manfaat pekarangan

5,4,3,2,1


5,4,3,2,1

5,4,3,2,1


5,4,3,2,1



5,4,3,2,1
Analisis Data dan Interpretasi Data
Data diolah  dengan menggunakan analisis tabulasi yaitu data berbentuk frekuensi yang diperoleh dari hasil wawancara berstruktur yang diberikan pada responden berupa pertanyaan atau tanggapan suatu obyek atau varibel yang terdri dari indikator-indikator variabel.
Pemberian kriteria untuk setiap indikator dari masing-masing varibel adalah sekor 5 ( sangat baik), 4 (cukup baik), 3 (baik), 2 (kurang baik), 1 (tidak baik). Dari hasil kajian diolah lebih lanjut dengan menghitung jumlah jawaban responden dari masing-masing yang disesuaikan dengan kriteria penilaian. Serta menghitung kompilasi nilai rerata yang terukur dari masing-masing variabel dengan katagori sangat baik (4) cukup baik(3), baik (2-2,9), kurang baik (1-1,9), dan tidak  baik (≥ 1)

Pemberdayaan Anggota KWT terhadap Kegiatan P2KP
Pemberdayaan kelompok wanita tani dengan kegiatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dalam Pemanfaatan Pekarangan khususnya dalam pengolahan hasil pertanian dan pemanfaatan pekarangan memberikan kemampuan mengenai pengetahuan kepada anggota KWT beserta keluarganya yang tergabung dalam suatu kelompok, sehingga dapat meningkatkan ketahanan panagan dan pemanfaatan pekarangan secara optimal.
Pemberdayaan kelompok wanita tani merupakan salah satu hasil kajian dalam penugasan akhir yang dilaksanakan kepada responden yaitu anggota KWT di Kecamatan banjarsari Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan Pemberdayaan anggota KWT dalam kegiatan  Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dalam Pengembanagan Pekarangan di rencanakan mulai pada awal bulan dari Tanggal 01 April hingga  30 April  2014. Tempat pelaksanaan adalah di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak  Provinsi Banten.

Sasaran
      Sasaran kegiatan pemberdayaan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)dalam Pemanfaatan Pekarangan di Kecamatan Banjarsari  dengan materi yang disesuaikan dengan maslah yang dihadapi oleh anggota KWT yang ada di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak  Provinsi Banten. Adapun Sasaranya adalah  :
a.    Anggota KWT
b.    Kelompok KWT.
c.     Tokoh masyarakat setempat.
Frekuensi
Jumlah frekuensi pertemuan kegiatan pemberdayaan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dalam Pemanfaatan Pekarangan di Kecamatan Banjarsari  sebanyak 4 pertemuan  yang disesuaikan dengan keadan dan maslah yang dihadapi oleh anggota KWT yang ada di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak  Provinsi Banten.



Materi  Kegiatan Pemberdayaan
      Materi kegiatan pemberdayaan KWT merupakan kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada anggota KWT berdasarkan masalah yang di hadapi KWT sesuai dengan hasil idenifikasi, observasi dan pengkajian dilapangan melalui 30 orang responden yang mengikuti kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dalam Pemanfaatan Pekarangan di Kecamatan Banjarsari  Kabupaten Lebak  Provinsi Banten.

Alat dan Bahan
  Adapun alat dan bahan yang digunakan dalm kegiatan pemberdayaan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)dalam Pemanfaatan Pekarangan di Kecamatan Banjarsari  adalah :        
1.Buku tulis
5.LPM
2.Pena
6.Elemen Keterampilan
3.Kamera
7.Polder /leaflet
4.Laptop
8.Serta alat dan bahan penunjang lainnya.

Metode  Pelaksanaan :
a.    Melalui Pendekatan perorangan dengan cara kunjungan rumah
b.    Melalui Pendekatan kelompok  dengan cara ceramah, demonstrasi atau diskusi
c.    Melalui pendekatan Massal dengan cara penyebaran leaflet, pembuatan poster dll.
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anggota KWT sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan penyuluhan.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan kuisioner. Pertanyaan Kuisioner disesuaikan dengan materi yang diberikan. Evaluasi dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan dimulai (Pretest) dan sesudah kegiatan penyuluhan dilakukan (posttest). Soal pertanyaan yang diberikan kepada anggota KWT awal dan akhir adalah sama. Hasil didapatkan berdasarkan banyakanya jumlah responden pada kriteria penilaian.
Parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan adalah aspek pengetahuan pada kegiatan penyuluhan adalah sebagai berikut :
Sangat Baik
= 85-100%
Baik
= 69-84%
Cukup
= 53-68%
Kurang
= ≥ 52 %
X100%
 
Untuk mengetahui perbandingan pritest dan posttest, dilakukan analisis data dengan menghitung rata-rata presentase peningkatan pengetahuan responden, dengan rumus :    N2 –N2                  
                            Nilai Maksimal
Keterangan  : N1 = Nilai total test awal
                      N2 = Nilai Total test akhir


DAFTAR PUSTAKA

Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian,2012. Pedoman Umum Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahan Pangan Masyarakat.

Budiarto, (2005). Pemberdayaan Petani Sebuah Agenda Yang Mendesak. http://www.frienster.com.vsopen.php? Ued=(17 Pebruari 2014).

Carizon dan Marcauley di kutip oleh Wasistiono (1998 ; 46) Pengertian Pemberdayaan. Bina Aksara. Jakarta

Deptan, (2007). Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Pembinaan
         Kelembagaan petani. Jakarta.

Fakih, M. (2006).  Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haryono Danusastro, 1977. Peranan Pekarangan Dalam Usaha Meningkatkan Ketahanan Nasional Rakyat Pedesaan. Pidato Dies Natalis Ke XXVIII Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Indrrawati Dewi R, Irawan E, Haryati N dan Yuliantoro D. 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Penerapan Teknik Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah. Jurnal Pengelolaan DAS. Vol. IX: 33.

Kasnawi M. Tahir dan AT Ramli. (2006). Pembangunan Masyarakat Desa dan Kota. Jakarta : Universitas Terbuka.

Karsidi dan Mardikanto (2002) Upaya Strategi Dalam Pemberdayaan Kelompoktani. IPB. Bogor.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

11 Februari 2016 pukul 02.21

Mohon konfirmasi No Hp,,sy tertarik dengan judul anda,,mks

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SELAMAT DATANG SOBAT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger