PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Di Indonesia
pemanfaatan air kelapa belum maksimal, banyak yang terbuang percuma. Namun
akhir-akhir ini sudah ada upaya untuk mengolah air kelapa menjadi nata de coco. Lain halnya dengan Negara
Filipina yang sudah memanfaatkan air kelapa untuk berbagai produk, seperti
minuman ringan, jelly, ragi, alkohol, dekstran, anggur, cuka.
Nata
berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim
(cream). Jadi nata de coco adalah
krim yang berasal dari air kelapa. Krim ini dibentuk oleh mikroorganisme Acetobakter xylinum melalui proses
fermentasi. Mikroorganisme ini membentuk gel pada permukaan larutan yang mengandung
gula. Karena adanya kandungan air sebanyak 91,23%, protein 0,29%, lemak 0,15%,
karbhidrat 7,27% serta abu 1,06% didalam air kelapa. Selain itu, terdapat juga nutrisi-nutrisi
berupa sukrosa, dektrase, fruktose, dan vitamin B komplek yang terdiri dari
asam nikotina 0,01 ug, asam patrotenat 0,52 ug, biotin 0,02 ug, riboflafin 0,01
ug, dan asam folat 0,03 ug per ml. Nutrisi-nutrisi tersebut merangsang pertumbuhan
Acetobakter xylinum untuk membentuk nata de coco.
Nata
de coco sebenarnya tidak mempunyai nilai gizi
yang berarti bagi manusia, oleh sebab itu produk ini dapat di pakai sebagai
sumber makanan dan energi untuk keperluan diet. Nata de coco juga lebih enak bila dicampur dengan es krim, koktil
buah, atau sirup.
Sudah sejak lama
air kelapa telah digunakan orang untuk mengobati berbagai penyakit. Air kelapa
atau kadang-kadang dicampur dengan santannya, di gunakan untuk mengobati
penyakit yang di sebabkan oleh cacing usus dan menyembuhkan sakit perut
terutama berguna pada pengobatan penyakit kolera. Selain itu karena adanya
garam albumin dapat mencegah muntah-muntah juga dapat mengurangi gatal-gatal
yang disebabkan oleh penyakit kulit.
Tujuan
Tujuan yang
ingin di capai pada kegiatan praktikum pembuatan nata de coco ini yaitu :
1. Mahasiswa
mampu dan terampil dalam memperbanyak starter nata de coco.
2. Mahasiswa
mampu memebuat aneka olahan berbasis fermentasi
METODOLOGI
Waktu
dan Tempat
Praktikum
pembuatan Nata de Coco ini
dilaksanakan pada tanggal 18 Nopember 2013. Tempat pelaksanaanya dilakukan di
ruang laboratorium pengolahan hasil pertanian Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP) Bogor.
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: timbangan digital, lemari
pendingin, thermometer, sealer, baskom, nampan, mesin pemotong
nata, cup kecil (100 ml), saringan,
kain mori/penutup 3 m, tali pengikat, hand
refraktometer, pH universal, tester dan peralatan masak.
Bahan
yang digunakan: lembaran nata, air kelapa 25 lt, gula pasir 2,5 kg, asam asetat (25% atau cuka 400
ml), urea 25 gr, essens leci, essence jeruk, dan alumunium foil.
Prosedur Kerja
1.
Pemeliharaan
Kultur Murni A. xylinum
Biakan atau kultur
murni A. xylinum dapat diperoleh di laboratorium pada Lembaga/Litbang
Pascapanen Pertanian, Bogor). Kultur tersebut tumbuh pada media Hassid Barker. Koleksi kultur dapat
dalam bentuk kering dalam ampul, maupun dalam bentuk goresan dalam agar miring
(slant agar). Koleksi kultur dalam
bentuk kering beku dapat dalam ampul dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun
tanpa peremajaan.
Sedangkan
koleksi kultur dalam agar miring perlu peremajaan setiap 2-3 bulan. Kebanyakan
koleksi kultur pemeliharaannya dengan cara peremajaan dilakukan pada media agar
miring. Pemeliharaan koleksi kultur yang dimiliki dapat dilakukan dengan cara:
pembuatan media Hassid Baker Agar (HBA) dalam tabung reaksi dan peremajaan
kultur setiap 2-3 bulan. Komposisi media HBA adalah: sukrosa 10%, (NH4)2SO4
),6 g/l, K2HPO4 5,0 g/l, ekstrak khamir 2,5 g/l, 2% asam
asetat glasial, agar difco 15 g/l. Media HBA dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan disterilkan dalam autoclave 121
0C, pada tekanan 2 atm, selama 15 menit. Media dalam tabung reaksi kondisi
masih panas diletakkan miring hingga membeku untuk menghasilkan media agar
miring. Peremajaan dapat dilakukan dengan cara menggoreskan ose kultur kedalam
media agar miring yang telah dipersiapkan. Kultur baru diinkubasi pada suhu
kamar, selama 2-3 hari. Kultur akan tumbuh pada media HBA miring dengan bentuk
sesuai alur goresan. Kultur yang telah diremajakan siap untuk kultur kerja, dan
dapat disimpan untuk kultur simpan atau kultur stok (stock culture).
2.
Persiapan Substrat
Substrat adalah media
pertumbuhan bakteri A. xylinum, berbentuk cair yang di dalamnya mengandung
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan A. xylinum, untuk menghasilkan nata
de coco. Cara penyimpanan substrat untuk pembuatan nata de coco dengan bahan
baku air kelapa adalah sebagi berikut:
a.
Air kelapa yang
diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Ke dalam
air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula
ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen.
b.
Urea (sebanyak 5 gram
untuk setiap 1 liter air kelapa bergula
yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil dididihkan. Substrat ini
didinginkan, kemudian ditambah asam glasial (asam cuka) sebanyak 2% atau asam
cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa).
c.
Substrat disterilkan
dengan cara dimasukkan ke dalam autoclave pada suhu 121 oC, tekanan
2 atm, selama 15 menit (atau dididihkan selama 15 menit).
3.
Penyiapan Starter
Starter adalah bibit A.
xylinum, yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur sehingga
populasi bakteri A. xylinum, mencapai kerapatan optimal untuk proses pembuatan
nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada
pertumbuhan kultur tersebut dalam substrat selama 48 jam (2 hari). Penyiapan
starter adalah sebagai berikut:
a.
Substrat disterilkan
dengan autoclave atau dengan cara dididihkan selama 15 menit. Setelah dingin
kira-kira suhu 40 oC, sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol
steril volume 500 ml.
b.
Substrat dalam botol
steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri A. xylinum) sebanyak 2 ose
(kira-kira 2 pentol korek api), bibit A. xylinum. Substrat dikocok, sebaiknya
menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm atau secara manual dikocok setiap
2-4 jam.
c.
Kemudian starter
ditumbuhkan selama 2 hari pada suhu kamar.
4.
Fermentasi
Fermentasi adalah suatu
proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalan substrat oleh mikroba
(kultur), misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa/nata de
coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi
aerob maupun anaerob.
Jadi proses fermentasi
bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme. Fermentasi substrat
air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai berikut:
a.
Substrat air kelapa
disterilkan dengan menggunakan autoclave atau dengan cara dididihkan selama 15
menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40 oC.
b.
Substrat dimasukkan
pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman
substrat kira-kira 5 cm. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau
bibit sebanyak 10% (b/v).
c.
Substrat kemudian
diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau
diperam dengan cara diletakkan pada tempat yang bersih, terhindar daridebu,
ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya
kontaminasi. Inkubasu dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar. Pada
tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10 – 15 hari nata dapat
dipanen.
Penyaringan
|
Penambahan
gula dan urea
|
Perebusan
dan pengadukan
|
Penambahan
cuka
|
Pendinginan,
suhu kamar
|
Pemberian
bibit (inokulasi)
|
Penyiapan
bibit
|
Inkubasi
6 hari
|
Fermentasi
pada suhu 28-310C selama 8 hari
|
Lembaran
nata
|
Air
Kelapa
|
Gambar
1. Diagram Alir Proses Fermentasi Bibit
Nata de Coco
5.
Pembuatan Kultur Nata
(Starter)
Pembuatan bibit nata
(starter) hampir sama denga pembuatan nata. Perbedaannya adalah pada pemberian
gula (10% ; b/v), urea (5 gr) dan cuka (2% ; v/v) untuk 1 liter air kelapa
dididihkan; kemudian diangkat dan ditambahkan cuka, lalu dimasukkan ke dalam
botol steril. Campuran gula, urea dan cuka dimasukkan ke dalam botol dalam
kondisi panas agar botol steril. Setelah dingin diberi inokulum sebesar 20%
(v/v). Artinya untuk 2 liter bibit untuk 10 liter campuran cairan, dan jika 5
liter bibit maka natanya 1 liter.
Setelah 6 hari, cairan
di dlam botol dapat digunakan sebagai starter pembuatan nata de coco. Agar
diperoleh bibit nata yang berkualitas, dalam larutan air kelapa diberi ekstark
saribuah nenas, dengan perbandingan 1 buah nenas untuk 10 liter air kelapa.
6.
Perlakuan dan
Pengamatan dalam Fermentasi Nata de Coco
Perlakuan dibagi dama 3
faktor , yaitu faktor penambahan gula,
penambahan urea, dan penambahan inokulum.
Urutan fermentasi:
a. Air
kelapa disaring dengan saringn kain; gunakan penutup/sarung tangan agar steril;
b. Tambahkan
gula dan urea ke dalam air kelapa yang telah disaring, dengan perlakuan sebagai
berikut:
Tabel
1. Perlakuan
Kelompok
|
Gula
|
Urea
|
Inokulum (% v/v)
|
I
|
2,5%
|
0,5%
|
10%
|
II
|
3,0%
|
0,5%
|
7,5%
|
III
|
3,5%
|
0,5%
|
5%
|
IV
|
2,5%
|
0,5%
|
12,5%
|
c. Perebusan
dengan menggunakan dandang, setelah mendidih, perebusan dipertahankan selama
5-10 menit, agar mikroba mati. Setelah mendidih, dandang ditiriskan.
d. Dalam
kondisi masih panas, tambahkan cuka (asam asetet glasial) sebanyak 0,75% (10
liter air kelapa, 75 ml asam asetata glasial). Diaduk sampai homogen. Ukur
pH-nya sampai 4,3.
e. Cairan
dituangkan ke dalam namapan plastik, masing-masing volume 1 liter tiap nampan.
Ketebalan sekitar 1 cm. Penuangan cairan dalam keadaan panas bertujuan untuk
membantu sterilisasai nampan dan kntak dengan mikroorganisme.
f. Tutup
nampan dengan kertas koran segera sebelum menjadi dingin. Tetapi tidak terlalu
rapat karena merupakan proses fermentasi aerob sebagian, yaitu bakteri A.
xyilinum memerlukan oksigen dalam pertumbuhannya.
g. Pendinginan
selama satu malam, berikutnya diberi bibit nata (diinokulasi). Perlakuan
inokulasi seperti tabel di atas.
h. Pemberian
bibit nata hanya pada bagian sudut nampan dan tidak boleh diaduk karena akan
terjadi kontaminasi.
i. Campuran
air dan bibit nata dibiarkan selama 8
hari agar terjadi proses fermentasi dan terbentuk nata de coco. Fermentasiditandai
dengan terbentuknya matriks menyerupai gel selulosa yang disebut dengan nata.
Gel ini hasil dari enzim yang dikeluarkan (ekstraselular) A. xyilinum.
Tabel
2. Pengamatan
Warna
|
Skor
|
Bau
|
Skor
|
Rasa
|
Skor
|
Tekstur
|
Skor
|
pH
|
Penerimaan
|
Skor
|
Normal
|
3
|
Normal
|
3
|
Normal
|
3
|
Normal
|
3
|
?
|
Suka
|
3
|
Agak
Normal
|
2
|
Agak
Normal
|
2
|
Agak
Normal
|
2
|
Agak
Normal
|
2
|
?
|
Agak
Suka
|
2
|
Tidak
Normal
|
1
|
Tidak
Normal
|
1
|
Tidak
Normal
|
1
|
Tidak
Normal
|
1
|
?
|
Tidak
Suka
|
1
|
+ komentar + 1 komentar
berapa lama umur bakteri ?
Posting Komentar